Retina Mata
Ungkap Gejala Diabetes dengan Pemeriksaan Retina - Tim peneliti University of Michigan mengembangkan sebuah alat baru untuk mendeteksi pengelihatan yang mampu mendeteksi stres metabolik dan kerusakan jaringan yang terjadi sebelum gejala pertama penyakit terlihat.
Alat ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan tes glukosa darah untuk mendeteksi Diabetes. Selain itu alat ini hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit untuk memeriksa kedua mata.
Stres metabolik dapat dideteksi dengan mengukur intensitas fluoresensi seluler jaringan retina. Para peneliti mengatakan bahwa kadar FA (flavoprotein autofluorescence) yang tinggi dapat menjadi indikator yang dipercaya untuk penyakit mata.
Dalam suatu penelitian, kadar FA pada 21 subjek yang menderita Diabetes diukur dan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sehat dibandingkan dengan usia sebanding. Aktivitas FA tersebut lebih tinggi pada kelompok orang dengan penyakit Diabetes dibandingkan dengan kelompok orang yang sehat. Hasil ini tidak dipengaruhi oleh berat dan lama penyakit, namun meningkat pada kelmpok orang yang menderita Diabetes dengan kelompok usia 30 hingga 39 tahun, 40 hingga 49 tahun, dan 50 hinga 59 tahun.
Beberapa subjek dalam penelitian ini menderita retinopati diabetika, yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah di mata.
Hiperglikemia diketahui menginduksi kematian sel pada jaringan diabetik, sebelum gejalanya dapat dideteksi secara klinik, dan setelah timbulnya penyakit.
Peningkatan FA merupakan indikator paling awal dari kematian sel dan permulaan rusaknya jaringan. FA bertindak sebagai petanda jika metabolisme mulai terganggu. Kita dapat memanfaatkannya untuk mendeteksi dan memonitor penyakit.
Namun kenaikan FA tidak berarti seseorang tersebut menderita Diabetes. Tetapi karena prevalensi penyakit Diabetes yang cukup tinggi dalam populasi maka individu dengan kadar FA yang tinggi harus segera menjalani tes glukosa darah. Jika tes glukosa darah negatif maka perlu dicari suatu penyebab lain dari disfungsi jaringan okuler tersebut.
Para peneliti mengatakan bahwa alat ini memiliki potensi yang begitu besar untuk scrining dan tata laksana Diabetes. Banyak sekali kerusakan yang terjadi sebelum penyakit ini berhasil dideteksi oleh dokter. Karenanya diagnosis dini memungkinkan kita mengurangi kerusakan organ dan mencegah berbagai komplikasi penyakit Diabetes ini.
Ungkap Gejala Diabetes dengan Pemeriksaan Retina - Tim peneliti University of Michigan mengembangkan sebuah alat baru untuk mendeteksi pengelihatan yang mampu mendeteksi stres metabolik dan kerusakan jaringan yang terjadi sebelum gejala pertama penyakit terlihat.
Alat ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan tes glukosa darah untuk mendeteksi Diabetes. Selain itu alat ini hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit untuk memeriksa kedua mata.
Stres metabolik dapat dideteksi dengan mengukur intensitas fluoresensi seluler jaringan retina. Para peneliti mengatakan bahwa kadar FA (flavoprotein autofluorescence) yang tinggi dapat menjadi indikator yang dipercaya untuk penyakit mata.
Dalam suatu penelitian, kadar FA pada 21 subjek yang menderita Diabetes diukur dan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sehat dibandingkan dengan usia sebanding. Aktivitas FA tersebut lebih tinggi pada kelompok orang dengan penyakit Diabetes dibandingkan dengan kelompok orang yang sehat. Hasil ini tidak dipengaruhi oleh berat dan lama penyakit, namun meningkat pada kelmpok orang yang menderita Diabetes dengan kelompok usia 30 hingga 39 tahun, 40 hingga 49 tahun, dan 50 hinga 59 tahun.
Beberapa subjek dalam penelitian ini menderita retinopati diabetika, yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah di mata.
Hiperglikemia diketahui menginduksi kematian sel pada jaringan diabetik, sebelum gejalanya dapat dideteksi secara klinik, dan setelah timbulnya penyakit.
Peningkatan FA merupakan indikator paling awal dari kematian sel dan permulaan rusaknya jaringan. FA bertindak sebagai petanda jika metabolisme mulai terganggu. Kita dapat memanfaatkannya untuk mendeteksi dan memonitor penyakit.
Namun kenaikan FA tidak berarti seseorang tersebut menderita Diabetes. Tetapi karena prevalensi penyakit Diabetes yang cukup tinggi dalam populasi maka individu dengan kadar FA yang tinggi harus segera menjalani tes glukosa darah. Jika tes glukosa darah negatif maka perlu dicari suatu penyebab lain dari disfungsi jaringan okuler tersebut.
Para peneliti mengatakan bahwa alat ini memiliki potensi yang begitu besar untuk scrining dan tata laksana Diabetes. Banyak sekali kerusakan yang terjadi sebelum penyakit ini berhasil dideteksi oleh dokter. Karenanya diagnosis dini memungkinkan kita mengurangi kerusakan organ dan mencegah berbagai komplikasi penyakit Diabetes ini.