Sabtu, 25 Desember 2010

Lawang Sewu, Kumpulnya Seribu Hantu?







(foto: Ade Hapsari/okezone)

SEMARANG- Aura dingin, gelap, dan mencekam langsung terasa begitu memasuki gedung Lawang Sewu yang terletak di Kota Lama Semarang, Jawa Tengah. Walaupun siang hari, tetap saja suasana yang membuat bulu kuduk merinding sangat terasa sekali.

Namun tak bisa dipungkiri, begitu memasuki bangunan jaman peninggalan Belanda ini terasa terhipnotis. Arsitekturnya yang unik dan sangat bergaya old fashion ini melengkapi keangkeran dari bangunan yang megah dan luas ini.

Konon, begitu banyak mahkluk-mahkluk halus yang menjadi "penghuni" Lawang Sewu. Anda sebut semua nama, semua berkumpul di sini. Adapun salah satu pohon beringin besar yang terletak di tengah menjadi "tempat berkumpulnya" mereka.

Bagaimana sih asal muasal tempat ini bisa sangat seram? Dahulu, Lawang Sewu adalah kantor milik PT Kereta Api. Bangunan yang memiliki 1.000 pintu ini kemudian dikuasai Jepang saat penjajahan tahun 1942.

Pada tahun 1943, terjadilah pertempuran besar-besaran selama lima hari di Semarang antara TNI dan Jepang. "Tanggal 14-19 Oktober untuk mengusir orang Jepang, setelah selesai diambil alih oleh TNI kodam tahun 1950 dulu, yg megang kendali Gatot Subroto sampai 1959, makanya gedung kosong, TNI pindah ke arah Solo namanya Watugong. Dulu ruang dansa untuk bergoyang,

Saat pengambilan alih di gedung ini, Jepang memerkosa, dibantai pada saat romusha," tutur Agus, kuncen Lawang Sewu.

Berdiri kokoh dan angker tepat di kawasan Tugu Muda pusat Kota Semarang, Lawang Sewu selama beberapa tahun terakhir ini memang memunculkan banyak pro-kontra, khususnya menyangkut aspek kegunaannya.

Meskipun gedung tersebut saat ini lebih banyak dipakai untuk kantor PT Kereta Api dan pernah pula dipakai sebagai kantor Dinas Perhubungan serta kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro), toh eksotisme bangunan kuno yang disuguhkan terbukti mampu mengukuhkan Lawang Sewu sebagai kawasan wisata nomor satu.

Menjelang era reformasi, di mana kekuatan pemerintahan Orde Baru masih mencengkeram kuat, gedung Lawang Sewu sempat diisukan akan dibeli keluarga Cendana dan bakal disulap menjadi hotel berbintang lima.

Kalau saja era reformasi gagal digelindingkan, sudah barang tentu gedung Lawang Sewu yang begitu bersejarah sekarang telah berubah bentuk menjadi kawasan bisnis yang hanya menyenangkan kaum kapitalis. Mengapa wisatawan belakangan ini begitu penasaran dan mempunyai keinginan kuat untuk melihat Lawang Sewu dari dekat? Salah satu alasannya, konon gedung berarsitektur unik ini menyimpan kekuatan magis seribu hantu.

Hal tersebut bisa dimaklumi, karena pada masa peperangan dulu, yang melibatkan Angkatan Muda Kereta Api (pemuda-pemuda Semarang) melawan bala tentara Kido Buati Jepang, gedung Lawang Sewu menjadi ajang penyiksaan dan pembantaian. Tidak jelas berapa nyawa telah melayang, tapi jumlahnya bisa dipastikan mencapai ribuan.

Saking banyaknya korban yang dibantai waktu itu, Lawang Sewu kini juga mendapat julukan sebagai kawasan wisata horor. Menegangkan sekaligus mengasyikkan. Puluhan paranormal dari berbagai penjuru Tanah Air pun sempat menjadikan tempat ini sebagai ladang perburuan hantu.

Dinamakan Lawang-Sewu karena gedung tersebut memiliki ciri khas bangunan megah ini memiliki pintu atau lawang sebanyak seribu atau sewu.

Pemerintah Kota Semarang telah memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah yang wajib dilindungi. Sesuai kaidah arsitektur morfologi bangunan sudut, Lawang Sewu yang cantik memiliki menara kembar model ghotic yang terletak di sisi kanan dan kiri pintu gerbang utama. Model bangunan gedung yang memanjang ke belakang makin mengesankan kekokohan, kebesaran, dan keindahan.

Dari catatan sejarah, Lawang Sewu yang selalu dipadati wisatawan pada musim liburan tersebut, dibangun pertama kali pada tahun 1903 dan diresmikan pengunaannya pada 1 Juli 1907. Kekunoan Lawang Sewu kini tak kalah menarik dari Gereja Belenduk yang begitu fenomenal dan berdiri kokoh di kawasan Kota Lama Semarang.

0 komentar: