Selasa, 14 Desember 2010

Riset: Pengaruh Kopi buat Ibu Hamil


Riset menyebutkan, minum secangkir kopi per hari mengurangi peluang hamil dalam periode 12 bulan 50%. Jika minum 3 cangkir, peluang hamil berkurang hingga 175%. Dr. Mark Leondires, M.D., dari Reproductive Medicine of CT menganjurkan jika ingin hamil sebaiknya menghindari kafein sama sekali.

Studi tahun 2008 yang dipublikasikan Journal America of Obstetri and Ginekology menunjukan konsumsi lebih dari 200 mg kafein atau sekitar 10 ons kopi per hari menyebabkan resiko keguguran menjadi dua kali lipat pada rata-rata usia kehamilan 71 hari. Studi restrospektif lain juga mengungkap konsumsi kafein pada bayi laki-laki menyebabkan testis menurun (sumber: Disini).
TAPIIII…

Satu riset oleh Lembaga Sejawat Kebidanan dan Kandungan AS (The American College of Obstetricians and Gynecologists) menemukan bahwa bila mengkonsumsi kafein secukupnya kemungkinan tidak meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Ketua komite perguruan tinggi tersebut, Dr. William Barth menyatakan kepada wartawan Reuters Health.

Komite itu mengatakan 200 miligram kafein per hari — untuk satu cangkir kopi sekitar 355 mililiter — tidak secara signifikan menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Definisi dari “konsumsi kafein secukupnya” juga termasuk meminum sekitar empat cangkir teh 237 mililiter atau lebih dari lima kaleng soda 355 ml per hari, atau makan 6-7 batang coklat murni.

Komite tersebut mengakui bahwa penemuan itu masih belum jelas bila mengkonsumsi lebih dari 200 mg kafein per hari akan meningkatkan risiko kehamilan. Tim peneliti tersebut menimbang dua penelitian terakhir, masing-masing meneliti lebih dari 1.000 perempuan hamil.

Satu penelitian, dipimpin oleh Dr. David Savitz dari Mount Sinai Medical Centre di New York, menemukan tidak ada peningkatan keguguran perempuan yang meminum kafein tingkat rendah, cukup, atau tinggi dalam dalam periode berbeda dalam kehamilan mereka. Pada penelitian kedua, Dr. De-Kun Li beserta beberapa koleganya di divisi riset di Oakland menemukan risiko keguguran pada perempuan yang meminum lebih dari 200 mg kafein per hari, tetapi tidak ada risiko tambahan pada kadar rendah.

Komite juga menunjukkan pada dua penelitian lain yang menemukan bahwa seorang perempuan hamil yang meminum kafein secukupnya tidak membuatnya melahirkan secara prematur. Riset telah menunjukkan kafein bisa melewati plasenta, yang menyebabkan kekhawatiran bahwa bisa menimbulkan keguguran atau kelahiran prematur.

Di Amerika Serikat, sekitar 16 persen dari seluruh kehamilan berakhir dengan keguguran dan sekitar 12 persen bayi terlahir secara prematur. Barth mengatakan penelitian terdahulu telah tercampur dan tidak jelas mengenai kaitan antara kafein dan risiko dalam kehamilan. Beberapa penemuan terbaru dari sekelompok besar perempuan yang membuat komite merasa yakin bahwa meminum kafein secukupnya aman bagi kesehatan bagi wanita hamil (sumber: disini).


Menurut peneliti dari Denmark, minum kopi ternyata aman untuk wanita hamil, asal dalam jumlah secukupnya. Hasil penelitian tersebut mematahkan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa minum kopi bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan ukuran bayi yang kecil.

Riset yang dilakukan oleh British Medical Journal menemukan bahwa tidak ada perbedaan antara wanita yang minum kopi dalam jumlah sedikit dengan wanita yang minum kopi non kafein. Jumlah yang dianjurkan di Inggris untuk wanita hamil tak lebih dari 300 mg kafein per hari.
Menurut Food Standards Agency, jumlah tersebut setara dengan mengkonsumi sepotong cokelat, minum tiga cangkir teh, sekaleng softdrink dan secangkir kopi setiap hari.

Peneliti dari University of Aarhus, Denmark, mengamati kesehatan lebih dari 1200 wanita hamil yang tergolong pecandu kopi, yakni minum lebih dari tiga gelas kopi perhari. Kesemua responden mengikuti riset tersebut setelah usia kehamilan 20 minggu. Mereka lalu dibagi dalam dua kelompok, yang mengkonsumsi kopi berkafein dan kopi non kafein, sehingga peneliti bisa mengetahui kelompok mana yang paling beriko mengalami kelahiran prematur atau memiliki bayi berukuran kecil.

Tim peneliti juga melakukan wawancara kepada tiap responden untuk mengetahui apakah mereka juga mengkonsumsi minuman berkafein lain seperti teh atau softdrink. Data lain yang dikumpulkan yakni usia calon ibu, usia kehamilan, berat badan sebelum hamil, kebiasaan merokok serta bobot bayi saat dilahirkan. Ternyata tidak ada perbedaan berarti antara dua kelompok tersebut. Kelompok yang mengkonsumsi kopi non kafein asupan kafeinnya lebih rendah 182 gr.

Di antara wanita yang mengonsumsi kopi berkafein, 4,2 persen melahirkan prematur dan 4,5 persen ukuran bayinya kecil. Sementara itu, dalam kelompok yang mengonsumsi kopi non kafein, 5,2 persen bayinya lahir prematur dan 4,7 persen berat bayinya di bawah normal. Disimpulkan oleh tim peneliti bahwa mengurangi konsumsi kopi di masa akhir kehamilan tidak terlalu berpengaruh pada berat tubuh bayi dan usia kehamilan. Meski begitu, belum diketahui apakah ada efeknya jika mengkonsumsi kopi di usia awal kehamilan.

Meski demikian, tetap dianjurkan bagi wanita hamil untuk tidak mengkonsumsi kopi lebih dari 300 g perhari. Selain itu, perbanyak minum air putih atau jus buah daripada minuman berkafein (sumber: disini).
sumber: klik di sini gan

0 komentar: