VIVAnews - Serangan artileri Korea Utara (Korut) ke wilayah sipil di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan (Korsel), hari ini, dinilai sebagai yang terparah di kawasan itu dalam 20 tahun terakhir. Serangan sebelumnya adalah pengeboman pesawat Korean Air pada 1987, yang merupakan serangan Korut pertama atas Korsel sejak akhir Perang Korea 1950-1953.
Demikian penelusuran harian Inggris, Telegraph. Pulau Yeonpyeong pada dekade 1970an juga pernah diklaim Korut sebagai wilayahnya. Sebagian wilayah di Laut Kuning memang terus dipersengketakan kedua negara.
Sekitar 1.600 warga di pulau itu kebanyakan adalah nelayan. Di pulau itu pula terdapat markas militer, yang ditempati 1.000 tentara Korsel. Serangan kali ini diduga dilatarbelakangi kekesalan Korut atas latihan yang dilakukan miliyer Korsel di perairan dekat Yeonpyeong.
“Kami sedang melakukan latihan angkatan laut, darat dan udara di wilayah ini. Mereka sepertinya keberatan,” ujar seorang tentara kepada stasiun berita YTN seperti dilansir dari laman Telegraph.
Serangan itu juga diduga sebagai upaya Korut untuk mencari perhatian dunia atas suksesi kepemimpinan yang akan dilakukan oleh pemimpin Kim Jong-il kepada anaknya Kim Jong-un. Pada pengamat telah memperkirakan hal ini akan terjadi.
Mereka mengatakan bahwa suksesi kepemimpinan akan ditandai oleh serangkaian agresi untuk menunjukkan kekuatan militer Korut. Selain itu, pada pekan ini juga, Korut mengungkapkan pengayaan uraniumnya yang ditakutkan akan digunakan untuk membuat senjata nuklir.
0 komentar:
Posting Komentar