Jumat, 03 Desember 2010

Siapa Yang Ingin Menjadi Berlian Setelah Mati ? Nyata!!




Sebuah perusahaan bernama Algordanza, berkantor pusat di Swiss Timur, wilayah Graubuenden, menwarakan layanan untuk mengubah abu manusia menjadi batu berlian!

Setiap bulan perusahaan ini menerima permintaan dari berbagai negara.

Rinaldo Willy, 28 tahun, salah seorang pendiri Algordanza, mengatakan bahwa permintaan datang dari berbagai kalangan, mulai dari pengemudi bus hingga professor filosofis.



Di laboratorium perusahaan, sekitar 15 mesin bekerja tanpa henti di bawah pengawasan para karyawan yang memakai kacamata pelindung yang bekerja di belakang garis kuning dan garis hitam yang tidak boleh dilewati oleh pengunjung sebagai penghormatan bagi almarhum.

"500 gr abu sudah cukup untuk membuat sebutir berlian, sementara tubuh manusia bisa menghasilkan rata-rata 2.5 ? 3 kg abu," kata Willy.

Pertama-tama, potassium dan kalsium, yang merupakan 85% abu manusia, dipisahkan dari karbon. Kemudian karbon akan dipanaskan dengan suhu dan tekanan tinggi, sekitar 1.700°C, proses yang mengompres abu menjadi grafit, yaitu alotrop karbon.

Tekanan dan panas pada grafit akan mengubah grafit menjadi berlian ? alotrop karbon yang terkeras. Keseluruhan proses ini memakan waktu 6-8 minggu, jauh lebih cepat daripada waktu yang diperlukan untuk pembentukan berlian alami yang memakan waktu ribuan tahun.

Setelah proses ini selesai, berlian yang kasar masih perlu dipotong dan dipoles. Banyak berlian yang dipotong menjadi batu berbentuk hati yang bisa dipakai sebagai mata kalung atau dipasangkan pada cincin.

"Tiap berlian bersifat unik ? warnanya bervariasi dari biru gelap hingga hampir putih," kata Willy. "Warna merupakan refleksi dari kepribadian. ." Industri "Berlian Manusia" Meledak Willy mengakui bahwa tidak mungkin membuktikan bahwa tiap berlian dibuat dari abu orang tertentu. "DNA bisa terbakar," jelasnya. Tetapi ada "cetakan kimiawi" abu, yang dipasangkan pada saat abu tiba di laboratorium,
sehingga bisa dilakukan dokumentasi dan melacak produk jadi," imbuhnya. Keseluruhan proses memakan biaya sekitar 4.500 hingga 17.000 franc Swiss (setara dengan 40 juta hingga 150 juta rupiah), tergantung pada berat batu yang dihasilkan (dari 0.25 hingga 1 karat), dan harga tersebut belum
meliputi biaya pemolesan batu berlian.

Algordanza, yang berarti "kenangan" dalam bahasa Roma, salah satu bahasa resmi di Swiss, mengatakan bahwa harga tersebut reasonable. "Pemakaman sangat mahal: di Jerman sekitar 12.000 euro," kata Willy..

Industri "berlian manusia" ini melonjak, perusahaan serupa di Rusia, Spanyol, Ukraina, dan Amerika Serikat juga mengalami booming. Sejak didirikan pada tahun 2004, Algordanza telah berkespansi ke 20 negara, termasuk 6 negara di luar Eropa, dan memperkerjakan karyawan sebesar 100 orang.

Willy mengatakan bahwa proses ini sangat popular di Jepang, yang menerima permintaan 2-4 guci abu setiap hari, dan perusahaan ini berencana memperluas pasar ke Cina dan India. Meskipun kebanyakan permintaan "batu kehidupan" berasal dari keluarga setelah ditinggalkan almarhum, Willy mengatakan bahwa orang-orang
mulai meminta layanan perusahaan untuk diri sendiri sebelum meninggal dunia. Konsumen juga bisa membayar di muka, atau mencicil selama mereka masih hidup, untuk memnuhi keinginan mereka menjadi berlian selamanya?

0 komentar: