Ni Kadek Widani (29), ibu muda dengan dua anak yang masing-masing baru berumur dua dan empat tahun, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Desa Tukadaya, Kabupaten Jembrana, Bali.
Kabag Binamitra Polres Jembrana Kompol I Nengah Sukarta, di Negara, Rabu (10/11/2010) mengatakan, korban menggantung di pohon cokelat dengan menggunakan tali yang dijalin dari pelepah pisang.
Ilustrasi
Warga Dusun Kembang Sari itu ditemukan tewas di kebun coklat yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya, Selasa (9/11/2010). Polisi memastikan, Widani tewas gantung diri setelah dari pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya.
Menurut Sukarta, jenazah Widani anaknya yang masih berumur empat tahun. Si anak itu akhirnya memberitahu ayah kandungnya, Ketut Arsana (27).
Arsana langsung berlari ke tempat kejadian bersama Wayan Nirka, mertua korban, ditemani Komang Suardika dan Ketut Sapta, tetangga korban.
Melihat istrinya tewas tergantung, Arsana histeris dan memeluk tubuh Widiani yang masih bergelayut dengan seutas tali yang menjerat lehernya.
Pengakuan Arsana kepada polisi, pada pagi harinya sebelum ditemukan gantung diri, Widani mengajak suaminya mencari batu ke sungai. “Maksud isterinya, batu-batu yang terkumpul bisa dijual untuk menopang ekonomi keluarga,” ujar Sukarta.
Namun dengan alasan sakit, Arsana menolak ajakan tersebut. Dari keterangan tetangganya, teruangkap kerap terjadi pertengkaran di rumah tangga pasangan suami isteri tersebut yang dipicu masalah ekonomi.
Dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Arsana dikatakan kurang giat bekerja untuk menghidupi keluarganya sehingga istrinya merasa bosan dalam kondisi miskin.
“Kami tidak masuk ke masalah itu, yang jelas ini murni bunuh diri sesuai hasil pemeriksaan medis,” kata Sukarta saat dikonfirmasi soal tersebut.
Kabag Binamitra Polres Jembrana Kompol I Nengah Sukarta, di Negara, Rabu (10/11/2010) mengatakan, korban menggantung di pohon cokelat dengan menggunakan tali yang dijalin dari pelepah pisang.
Ilustrasi
Warga Dusun Kembang Sari itu ditemukan tewas di kebun coklat yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya, Selasa (9/11/2010). Polisi memastikan, Widani tewas gantung diri setelah dari pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya.
Menurut Sukarta, jenazah Widani anaknya yang masih berumur empat tahun. Si anak itu akhirnya memberitahu ayah kandungnya, Ketut Arsana (27).
Arsana langsung berlari ke tempat kejadian bersama Wayan Nirka, mertua korban, ditemani Komang Suardika dan Ketut Sapta, tetangga korban.
Melihat istrinya tewas tergantung, Arsana histeris dan memeluk tubuh Widiani yang masih bergelayut dengan seutas tali yang menjerat lehernya.
Pengakuan Arsana kepada polisi, pada pagi harinya sebelum ditemukan gantung diri, Widani mengajak suaminya mencari batu ke sungai. “Maksud isterinya, batu-batu yang terkumpul bisa dijual untuk menopang ekonomi keluarga,” ujar Sukarta.
Namun dengan alasan sakit, Arsana menolak ajakan tersebut. Dari keterangan tetangganya, teruangkap kerap terjadi pertengkaran di rumah tangga pasangan suami isteri tersebut yang dipicu masalah ekonomi.
Dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Arsana dikatakan kurang giat bekerja untuk menghidupi keluarganya sehingga istrinya merasa bosan dalam kondisi miskin.
“Kami tidak masuk ke masalah itu, yang jelas ini murni bunuh diri sesuai hasil pemeriksaan medis,” kata Sukarta saat dikonfirmasi soal tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar