Soeharto
JAKARTA - Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso kecewa dengan keputusan pemerintah yang tidak memberikan gelar pahlawan bagi Soeharto dan Abdurahman Wahid alias Gus Dur.
Priyo berpendapat, kedua mantan presiden tersebut layak menerima tanda jasa berupa gelar pahlawan.
"Pak Harto dan Gus Dur dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing sebagai manusia adalah putra terbaik yang pernah dilahirkan bangsa ini. Mestinya mereka layak mendapatkan penghormatan dari negara sebagai pahlawan nasional," kata Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/11/2010).
Pagi tadi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi gelar pahlawan bagi Johannes Leimena dan pejuang dari Papua, Yohannes Abraham Dimara di Istana Negara. Soeharto dan Gus Dur sebelumnya diprediksi akan mendapat gelar pahlawan tersebut. "Saya berpendapat, kami bisa mengerti alasan pemerintah," kata Priyo.
Priyo mengatakan, pemberian gelar pahlawan mestinya tidak hanya memandang pro-kontra terkait calon yang diusulkan akan tetapi lebih berorientasi atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada negara. "Sebab kalau kita cari satu persatu kesalahan orang pasti ada kesalahan, tapi kan jasa mereka besar," sambungnya.
Priyo melanjutkan, Menko Polhukam yang juga Ketua Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan, Djoko Suyanto memastikan Soeharto dan Gus Dur belum diberi gelar hanya karena persoalan waktu semata.
"Saya tadi nyaman atas penjelasan informal dengan Menko Polhukam Pak Djoko, (yang mengatakan) ini faktor mengenai timing. Kalau itu soalnya saya bisa mengerti," tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar