Rabu, 10 November 2010

Keluh Kesah Jurnalis Peliput Obama







JAKARTA - Kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack H Obama terkesan membuat repot semua orang. Mulai dari pihak Istana Kepresidenan, wartawan, bahkan warga Jakarta dan Depok.

Bagaimana tidak, hanya demi menjaga keselamatan Obama selama di Indonesia, sejumlah peraturan super ketat diberlakukan Kedutaan Besar Amerika Serikat. Padahal untuk kunjungan kepala negara lainnya tidak seheboh ini.

Kerepotan yang sangat terasa dirasakan para jurnalis yang meliput kedatangan Obama. Masing-masing tempat yang akan dikunjungi Obama mulai dari Bandar Udara Halimperdana Kusuma, Istana Kepresidenan, kampus Universitas Indonesia, Taman Makam Pahlawan Kalibata dan Masjid Istiqlal, hanya boleh diliput oleh satu wartawan per media. Itu-pun tidak semua wartawan bisa lolos meliput di tempat yang diinginkan. Jumlah wartawan masing-masing media di satu tempat pun dibatasi.

Belum lagi aturan-aturan yang diberlakukan bagi wartawan yang akan meliput Obama. Peraturan yang dirasa memberatkan wartawan itu misalnya tidak diperbolehkan membawa tas, payung, kamera, tripod, handycam, makanan dan minuman dari luar, dompet, tas punggung dan laptop.

Untuk meliput acara Obama di Balairung UI, Depok, semua wartawan diharuskan menaiki bus yang disediakan kedutaan besar Amerika Serikat dan berkumpul di Parkir Timur Senayan, Jakarta, pukul 06.15 WIB.

Tidak boleh membawa kendaraan pribadi, nama yang sudah terdaftar tidak boleh diwakilkan oleh wartawan lain, meski dari media yang sama. Wartawan hanya diperbolehkan membawa tape recorder dan kamera pocket.

"Saya saja yang karyawan Kedutaan AS tidak bisa nyelonong sendiri masuk ke UI, semua harus satu bus," ujar Staf Kedubes AS yang tidak bersedia menyebutkan namanya saat dikonfirmasi okezone.

Pemberlakuan peraturan yang memberatkan wartawan tersebut tentu saja diprotes sejumlah wartawan. "Kalau nggak ada laptop, saya ngirim gambarnya gimana dong. Repot ya, padahal Presiden Austria yang berkunjung hari ini juga nggak segitunya," kata salah seorang pewarta di Istana Merdeka.

Tidak hanya sampai di situ, ruangan wartawan yang biasa dipakai untuk mengirim dan meng- update perkembangan berita serta beribadah juga terpaksa dipindahkan ke Gedung III Sekretaris Negara.
Untuk memasuki Istana Merdeka, wartawan tidak diperkenankan lagi masuk lewat pintu yang berada di sebelah Istana Negara seperti biasanya. Wartawan harus memutar dan masuk melalui pintu utama yang menuju Istana Merdeka, tempat pertemuan Presiden SBY dan Obama nanti malam.

Kabarnya, ruangan wartawan yang biasa disebut bioskop itu akan digunakan oleh Secret Service AS. Belum ada informasi untuk apa ruangan tersebut digunakan. Tapi yang jelas, saat okezone memasuki ruangan tersebut tadi pagi, tempat itu sudah dibersihkan dan disemprot wewangian. Semua terlihat mengkilap dari biasanya, mulai dari toilet, musala, ruang duduk wartawan, hingga meja komputer wartawan.

Saat ini, belasan pekerja sedang mempersiapkan sebuah panggung besar di taman yang berada di tengah-tengah Istana Negara dan Istana Merdeka. Kecuali petugas, tidak satupun orang boleh mendekat ke area itu.

0 komentar: